CRITICAL JOURNAL REVIEW
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH PENGANTAR BISNIS
OLEH:
Kelompok IV
Nama : - Shinta Atma Dewi
(7192443013)
-Bella Juliani Sitompul
(7193143015)
-David Soaloon Panjaitan
(7193143018)
-Siti Nurhalijah (7193143009)
Kelas : B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karuania-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Journal
Review (CJR), adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Pengantar
Bisnis.
Penulis
sudah berusaha menyusun CJR ini dengan sebaik-baiknya, tetapi kami merasa masih
ada banyak kekurangan dalam penulisan CJR ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar kedepannya tugas CJR ini
kami usahakan menjadi lebih baik lagi dalam penulisannya.
Selanjutnya,
penulis berharap semoga CJR ini bisa memberikan manfaat serta menambah wawasan
bagi para pembaca terkhusus terkait dengan materi Pengantar Bisnis. Terakhir,
kami meminta maaf sebagai penulis apabila adanya kata-kata yang sulit untuk
dipahami.
![](file:///C:\Users\Asus\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
Medan, 20 Maret 2020
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Rasionalisasi Pentingnya CJR
Disaat kita membutuhkan
sebuah referensi, yaitu jurnal sebagai sumber bacaan kita selain buku
dalam mempelajari mata kuliah pengantar
bisnis, sebaiknya kita terlebih dahulu mengkritisi jurnal tersebut agar kita
mengetahui journal mana yang lebih relevan untuk dijadikan sumber bacaan.
B. Tujuan Penulisan CJR
1.
Untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah pengantar bisnis.
2.
Meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan membandingkan serta
memberi kritik pada jurnal.
3.
Memperkuat
pemahaman pembaca terhadap pentingnya bisnis dalam kehidupan.
C. Manfaat CJR
1.
Sebagai
rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah junal dan mencari sumber bacaan
yang relevan.
2.
Membuat
kami sebagai penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritisi sebuah jurnal.
3.
Untuk
menambah pengetahuan tentang berbisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
IDENTITAS JURNAL
Jurnal 1
Penulis : John N. Hooker (Carnegie
Mellon University) , Tae Wan Kim (Carnegie Mellon University)
DOI: 10,1108 / S2514-175920190000003002
Tahun terbit : Oktober 2018
Jurnal 2
Judul : model bisnis untuk inovasi berkelanjutan:
state-of-the-art dan langkah menuju agenda penelitian
Penulis : Frank Boons,
Florian Ludeke-Freund
Tahun Terbit : Juli 2012
DOI : 10.1016/j.jclepro.2012.07.007
Jurnal 3
Judul jurnal : Penggunaan Media Online
Untuk Bisnis Oleh Perempuan (Studi Deskriptif Pengelolaan Informasi untuk
Bisnis dengan Media Online oleh Perempuan pada Komunitas WOSCA)
Tahun terbit :2012
Penulis :Fitriana Rahayu
RINGKASAN JURNAL
The Gig Ekonomi
Penghibur sering
bergantung pada gigs, atau keterlibatan sementara, untuk pendapatan. Praktek
ini dengan cepat menyebar di seluruh ekonomi pada umumnya, sebagai organisasi
semakin bergantung pada posisi sementara dan pekerja kontrak daripada karyawan.
Teknologi adalah driver semakin penting dari tren ini. Dikatakan bahwa ekonomi
pertunjukan adalah ekonomi masa depan, atau bahkan saat ini. Hal ini
menimbulkan pertanyaan etis mendesak, karena gigs tidak dapat memberikan
keamanan ekonomi atau perlindungan hukum ketenagakerjaan. Secara khusus, salah
satu dapat menanyakan apakah perusahaan syirik tugas etis mereka ketika mereka
bergantung pada pekerja sementara.
Sebuah ekonomi manggung
sering dikaitkan dengan ekonomi berbagi, mungkin karena keduanya menggunakan
layanan online seperti TaskRabbit, Airbnb atau Uber. Namun keduanya sangat
berbeda. Ekonomi berbagi adalah satu di mana individu berbagi harta mereka
dengan orang lain untuk biaya, seperti alat-alat atau kendaraan rekreasi.
TaskRabbit mendukung ekonomi manggung karena merekrut orang untuk melakukan
pekerjaan kecil, sementara Airbnb merupakan bagian dari ekonomi berbagi karena
memungkinkan pengguna untuk berbagi rumah mereka. Uber terjadi untuk
berpartisipasi dalam kedua jenis ekonomi karena menghubungkan driver dengan
pengendara serta memungkinkan mereka untuk berbagi mobil mereka.
Pengangguran teknologi
Revolusi AI dapat
menyebabkan hasil yang lebih radikal daripada ekonomi manggung. Ini bisa
menggantikan pekerja pada skala yang belum pernah terlihat dalam sejarah.
Sebuah fraksi besar penduduk bisa kehilangan kesempatan untuk bekerja untuk
uang. Realitas ancaman ini telah hangat diperdebatkan dalam beberapa tahun
terakhir, dengan tidak ada konsensus yang terlihat. Semua orang setuju bahwa AI
akan menghilangkan sebagian besar dari pasar tenaga kerja yang ada, tapi banyak
bersikeras bahwa peluang baru untuk tenaga kerja akan timbul, sebanyak yang
mereka lakukan selama dan setelah Revolusi Industri. Lain mengatakan itu akan
berbeda kali ini.
AI telah mengambil alih banyak
manufaktur. Pada banyak lantai pabrik, tidak ada human makhluk terlihat.
Berikutnya untuk pergi akan layanan bisnis. Pergudangan dan ritel shedding
pekerja dari hari ke hari, dan otomatisasi angkutan barang dan pengiriman hanya
sekitar sudut. software AI berdasarkan “pembelajaran mendalam” dalam jaringan
saraf menargetkan lebar jauh dari layanan kerah putih. Ini termasuk pinjaman
proses aplikasi, nasihat investasi, kredit, penempatan iklan online, penerimaan
perguruan tinggi, skrining pelamar pekerjaan, dan keputusan pembebasan
bersyarat bahkan untuk tahanan.
Redistribusi pasar Berbasis
obat sosial untuk
pengangguran teknologi yang sering diidentikkan dengan program redistribusi
pemerintah, seperti penghasilan dasar yang universal yang akan dibahas di bawah
ini. Namun ekonomi itu sendiri sudah melakukan fungsi redistribusi kekayaan
besar. Tugas di depan kita tidak begitu banyak untuk memperkenalkan
redistribusi untuk reformasi dan memperkuat mekanisme redistribusi yang sudah
ada, baik melalui pemerintah atau dengan cara lain.
Penghasilan Dasar Universal
Penghasilan dasar yang universal
adalah perHAPS paling mudah korektif non-pasar untuk ketidaksetaraan
struktural. Hal ini biasanya didefinisikan sebagai “penghasilan yang dibayarkan
oleh komunitas politik kepada semua anggotanya secara individual, tanpa
persyaratan sarana uji atau bekerja” (Parijs 2004, 8). Sejumlah negara telah
bereksperimen dengan ide dalam skala kecil, dan sebagian melaporkan efek yang
bermanfaat meskipun risiko yang dirasakan bahwa itu akan mendorong kemalasan.
Masyarakat informasi diasoasikan dengan penggunaan internet. Sejak
kemunculan internet hingga saat ini para pengguna internet selalu bertambah
dari waktu ke waktu. Meledaknya jumlah pengguna internet telah merambah dalam
berbagai sektor, salah satunya sektor ekonomi dan bisnis. Penggunaan internet
sebagai sarana bisnis sangat berkembang cepat di era informasi. Hal ini
terlihat dengan maraknya kemunculan berbagai bisnis online yang menawarkan
aneka produk dan jasa yang tak terbatas baik untuk memenuhi segela kebutuhan
seseorang. Peluang memasarkan produk dan jasa melalui media online untuk
kedepannya akan semakin diminati masyarakat. Hasil survei Payment Solution
terhadap negara-negara di seluruh dunia menunjukkan bahwa Indonesia adalah
negara dengan transaksi online paling tinggi se-asia pasifik, ungkap Iim Fahima
Jachja, CEO Virtual Consulting (dalam female.kompas.com, 2012). Disamping itu
pada tahun 2010, nilai pembelanjaan online masyarakat Indonesia saat ini hanya
sekitar 0,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar Rp 2 triliun
(230 juta dollar AS). Sehingga masih banyak peluang bisnis yang dapat diambil
keuntungannya dari bisnis online (dalam female.kompas.com, 2011)
Hadirnya fasilitas internet yang semakin terjangkau oleh semua kalangan
menjadi salah satu faktor untuk memulai dan mengembangkan bisnis secara online.
Tidak terkecuali oleh kaum perempuan yang mulai banyak melirik aktifitas ini.
Multiply.com, sebagai salah satu penyedia layanan e-commerce di Indonesia
menyebutkan bahwa jumlah perempuan yang berbisnis online di Multiply.com lebih
tinggi daripada laki-laki. Menurut Daniel Tumiwa, Country Manager Multiply
Indonesia, peluang bisnis online ini banyak diminati perempuan. Sebanyak 60
persen perempuan tercatat berjualan di Multiply. Sementara 40 persen sisanya
adalah laki-laki. Kebanyakan pelaku jualan online berasal dari kalangan
perempuan muda. Bisnis online dianggap lebih menguntungkan, dengan penghasilan
lebih besar dibandingkan bekerja sebagai karyawan (dalam
entertainment.kompas.com, 2011).
Dalam kegiatan bisnis online,
perempuan menjadi subyek utama, baik dari sisi pembeli maupun penjual. Karena
pada dasarnya sifat perempuan yang cenderung konsumtif dalam membeli barang.
Tanpa disadari seorang perempuan lebih konsumtif dibandingkan dengan pria.
Lihat saja berapa banyak benda yang melekat dan dibutuhkan oleh seorang
perempuan saat dia hendak keluar rumah dibandingkan pria. Benda-benda tersebut
melekat ditubuh perempuan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Misalnya:
kerudung, baju, tas, aksesoris, make up, dan sepatu.
Menurut Sumartono (2002) (suaramerdeka.com,
2012), munculnya perilaku konsumtif disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Adapun faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif
individu adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian
dan konsep diri. Sementara faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku
konsumtif individu adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial
dan referensi serta keluarga. Faktor eksternal inilah yang kemudian
terkonstruksi dalam sebuah identitas (gaya hidup) yang banyak mempengaruhi
perempuan. Perempuan kemudian terjebak dalam kehidupan konsumtif.
Brennan (2009) memiliki pandangan
bahwa beberapa tahun ke depan memang merupakan era “female economy”. Female
economy ditunjukkan dengan beberapa indikator pembelian produk-produk yang
dulunya didominasi oleh pria, sekarang sudah didominasi oleh perempuan. Bukan
hanya itu, dalam dunia makro berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Boston
Consulting Group (BCG), masa pemulihan perekonomian dunia selepas resesi akan
didorong oleh pertumbuhan pasar kaum perempuan urban yang ditaksir akan meningkat
sebesar 5 triliun dollar AS dalam lima tahun ke depan
(http://the-marketeers.com/archives
/posisi-wanita-pada-proses-pengambilan-keputusan-dalam-dunia-marketing.html).
Pernyataan diatas sejalan dengan
buku “Anxieties/Desires: 90 Insight for Marketing to Youth, Women, Netizen”,
Waizly Darwin yang membahas lebih lanjut buku “New Wave Marketing” karya
Hermawan Kertajaya, menyebutkan bahwa ada tiga komunitas yang perlu digarap
serius dalam dunia pemasaran saat ini, yakni youth, woman, dan netizen. dimana
woman berperan sebagai “managing the market”. Artinya, kaum perempuanlah yang
sebenarnya mengelola (me-manage) pembelian produk dan jasa dipasaran dan
mengindikasikan bahwa perempuan me-manage kebutuhan dan menjadi pengendali
kebutuhan. (Darwin, 2011:2)
Pada perkembangan pola konsumsi
dan gaya hidup. Berkembanganya arus informasi Sebagai gender yang dianggap
berperan penting dalam mendominasi pasar, perempuan memiliki kekuatan
pembelian, kemampuan mempengaruhi orang lain dalam pemilihan produk,
merekomendasikan produk, dan bahkan dapat meningkatkan pencitraan produk.
Potensi dalam diri perempuan inilah yang menjadi daya tarik dalam bisnis
online. Peningkatan pendidikan perempuan di Indonesia secara langsung ikut
memberikan kontribusi melalui media online yang tanpa batas telah mempengaruhi
perempuan untuk harus mengikuti tren yang ada, tanpa mengesampingkan karakter
pribadi masing-masing (Darwin, 2011:11).
Jika melihat jumlah penduduk indonesia
237.641.326 orang, dengan jumlah populasi perempuan sebanyak 118.010.413 orang,
hampir sebesar 50 persen dari total populasi penduduk Indonesia (data BPS tahun
2010). Dan dari total jumlah perempuan tersebut yang dianggap mewakili dicision
maker, yakni perempuan di usia 16-60 tahun maka ada sekitar 7.8083.952
perempuan Indonesia yang dapat menjadi pasar potensial yang dalam bisnis
online.
Besarnya populasi perempuan di
Indonesia menjadikan banyak produsen dan perusahaan besar untuk menggarap
bisnisnya di komunitas perempuan dibandingkan pria, termasuk dalam bisnis
online. Para penjual dan pembeli dalam bisnis online banyak didominasi oleh
perempuan karena mayoritas segmentasi produk yang di jual dalam bisnis online
menyasar pada kaum perempuan seperti produk industri kreatif kerajinan tangan
(hanmade) karena perempuan ingin selalu mendapatkan barang eklusif, fashion
(baju dan aksesoris) untuk memenuhi tuntutan gaya berbusana serta industri
pangan karena perempuan menomorsatukan kesehatan makanan keluarga.
Banyaknya para pebisnis
perempuan online di Indonesia membutuhkan suatu wadah atau sarana untuk saling
berbagi informasi antar mereka dalam mengelola bisnis online yang dijalankan.
Muncul berbagai komunitas yang hadir untuk mengorganisir mereka sebut saja KOS
(Komunitas Online Shop), ReOS (Recommended Online Shop) serta di Surabaya ada
sendiri ada WOSCA (Woman Online Community Surabaya). WOSCA sendiri merupakan
komunitas untuk para perempuan pemilik Online shop atau Bisnis Online lainnya.
Didirikan pada 11 September 2011 oleh Lilies Rolina, pemilik Online Shop Rumah
Liena. Berawal dari kegelisahan akan wadah khusus untuk para pengusaha bisnis
online, akhirnya Lilis membentuk komunitas ini. WOSCA adalah sebuah wadah untuk
pemilik Online Shop yang selalu ingin mengembangkan diri dan bisnis
Dalam
menjalankan bisnis online setiap member wosca telah memiliki online shop. Dan
mereka menggunakan media online seperti facebook, blog dan website untuk
menjalankan bisnis dalam menampilkan katalog produk atau jasa yang ditawarkan
kepada konsumen. Memasarkan bisnis melalui media online dirasa cukup efektif
dan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan memasarkan produk atau jasa
secara konvensional (tatap muka). Bisnis online memiliki pilihan metode
pemasaran yang beragam. Wirausahawan yang internet savvy kini semakin lihai
dalam menggunakan berbagai jaringan sosial dan forum untuk mempromosikan
bisnisnya secara gratis untuk meraih pembeli (dan bahkan komunitas yang
relevan). Dari sisi finansial bisnis online teramat sangat menjanjikan. Chitra
pemilik salah satu toko di Multiply yang bisa diakses melalui
http://littleeight.multiply.com menyebutkan bahwa “Hasilberjualan online juga
lumayan untuk menabung, tiap bulan, saya bisa dapat sekitar Rp 25 juta.” (dalam
female kompas.com, 2011).
Mengingat beragam keuntungan
yang ditawarkan dalam bisnis online, peneliti ingin meneliti tentang bagaimana
para perempuan mengelola database bisnisnya dengan menggunakan diagram
Lancaster. Mulai dari pengumpulan informasi produk dan jasa yang dijual,
menyeleksi produk dan jasa, membuat deskripsi produk berupa foto dan informasi
yang detail serta menampilkannya dalam bentuk katalog online yang dimudah
diakses oleh calon konsumen. Dan orientasi dari menggunakan diagram Lancaster
dalam bisnis online ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang
diperoleh antara perempuan yang menjalankan bisnis online yang telah
menggunakan pola digaram Lancaster dalam berbisnis online dengan yang tidak.
Fakta dilapangan peneliti sering menemukan online shop yang dikelola sering
kali membuat deskripsi produk dan jasa yang dijual secara asal-asalan, tidak
mencantukan harga produk, yang mana jika ada konsumen yang ingin membeli produk
tersebut harus menghubungi penjual secara pribadi baik melalui sms, email, atau
inbox di facebook.
Oleh karena itu penelitian ini
penting dilakulakan karena melalui penelitian ini akan dihasilkan gambaran
pemanfaat media online untuk kegiatan bisnis oleh perempuan di komunits WOSCA,
serta bagaimana pengelolaan informasi jualan mereka dengan menggunakan diagram
Lancaster, sehingga penggunaan diagram Lancaster memungkin untuk digunakan
dalam semua aspek bidang informasi bukan hanya pada pengelolaan bahan pustaka
di perpustakaan.
KELEBIHAN JURNAL
1. Dalam Jurnal Utama memberikan tinjauan yang baik
untuk para pembaca,Isi dari Jurnal tersebut membahas Tentang
perkembangan bisnis 4.0 yang memang sedang berjalan pada saat ini dan dapat menjadi referensi untuk tambahan
dari buku pengantar bisnis
2. Dalam Jurnal Pembanding 1 dan 2 Materi yang di lampirkan
didalam jurnal sudah lengkap sehingga
membuat para pembaca mendapatkan wawasan
yang lebih luas mengenai Bisnis yang memang lagi berkembang pada saat ini
dan dapat memenuhi tambahan daripada jurnal utama
3. Ketiga jurnal
melampirkan penjelasan sudah cukup bagus mengenai Pengantar
bisnis
4. Ketiga jurnal dijelaskan secara rinci
sehingga para pembaca mudah memahami isi jurnal tersebut.
5. Identitas nya sudah lengkap sehingga
pembaca juga tidak ragu untuk menjadikan jurnal ini sebagai referensi terhadap
pembelajaran.
6. Abstrak mampu menggambarkan atau merangkun secara
jelas (keseluruhan) mengenai tujuan penelitian, metode penelitian, dan
pembahasan hasil yang didapatkan serta simpulan dari melakukan penelitian
tersebut.
7.Kata yang digunakan juga dalam jurnal ini bersifat
baku dan sesuai dengan Kamus EYD Bahasa.Indonesia.
8. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena
penulis dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian
tentangPenulisan judul sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak
tebal (bold)Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik.
KELEMAHAN JURNAL
1) Pada ketiga jurnal terdapat
penggunaan kata yang tidak umum atau istilah asing yang bisa membuat pembaca
tidak mengerti akan artinya.
2) Pada
Jurnal 3 tidal dicantumkan volume jurnal yang kurang jelas.
3) Masing-masing
jurnal memiliki aspek tata bahasa yang bagus karena terdapat beberapa kalimat
yang tidak menggunakan EYD. Sebaiknya ketiga jurnal menggunakan EYD secara
keseluruhan untuk seluruh isi jurnal agar hasil penelitian yang terdapat dalam
jurnal mudah untuk dimengerti dan dianalisis. Selain itu, penulis juga
seharusnya lebih memperhatikan penggunaan tanda baca untuk jurnal karena
terdapat beberapa penggunaan tanda baca yang berlebihan.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Revolusi
industri 4.0 merupakan fase revolusi teknologi yang mengubah cara beraktivitas
manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari
pengalaman hidup yang sebelumnya. Prinsip dasar revolusi industri 4.0 adalah
menggabungkan mesin, alur kerja, dan sistem dengan menerapkan jaringan cerdas
di sepanjang rantai dan proses produksi. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan
satu sama lain secara mandiri. Perkembangan teknologi yang pesat akan mendorong
perubahan perilaku masyarakat, dan peningkatan kebutuhan akan mendorong
berubahnya dan terciptanya peluang bisnis dan pekerjaan baru.
Perubahan dan
peluang bisnis yang baru didorong dengan perkembangan penggunaan internet.
Dimana peluang ini juga disadari oleh para pelaku bisnis untuk memanfaatkan
internet dalam proses berbisnis. Penggunaan internet dalam proses berbisnis
akan terus mengalami perkembangan. Mulai dari pertukaran informasi secara elektronik
ke aplikasi strategi bisnis, pemasaran, penjualan, hingga pelayanan pelanggan.
Internet juga akan mendukung komunikasi dan kerja sama global antara karyawan,
konsumen, penjual, dan rekan bisnis yang lainnya. Selain itu, internet juga
memungkinkan orang dari suatu organisasi atau lokasi yang berbeda dapat bekerja
sama sebagai satu tim virtual untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan
memelihara produk atau pelayanan.
SARAN
Pesatnya jaman sekarang dalam
berbisnis dan teknologi yang sudah canggih membuat berbagai macam bisnis yang
bisa kita kembangkan dan itu semua harus ada niatan yang betul dan menjalankan
bisnis ini sehingga kita tidak kalah saing dengan orang luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar